Selasa, 28 Desember 2010

John Titor,Manusia Penjelajah Waktu Dari Tahun 2036


Seseorang yang mengaku dari tahun 2036 datang ke tahun 2000 untuk memposting thread di beberapa forum internet. Dia mengaku sebagai prajurit amerika di tahun 2036 yang sedang mengemban misi ke tahun 1975 untuk mengambil komputer portable pertama di dunia yaitu IBM 5100, dan mampir di tahun 2000-2001 untuk melihat keluarganya.
Benarkah manusia akan mampu menciptakan mesin waktu?

John Titor adalah nama yang digunakan seseorang pada beberapa forum selama tahun 2000 dan 2001 oleh seseorang yang mengaku adalah penjelajah waktu dari tahun 2036. Dalam postingan di forumnya, dia membuat banyak prediksi (beberapa prediksinya abstrak, sedangkan beberapa prediksi lainnya sangat spesifik) tentang peristiwa-peristiwa masa depan dalam waktu dekat, dimulai dengan peristiwa-peristiwa pada tahun 2004. Dia menggambarkan masa depan akan berubah secara drastis di mana Amerika Serikat telah pecah menjadi lima wilayah negara bagian yang kecil, lingkungan dan prasarana akan dihancurkan oleh serangan nuklir, dan banyak negara akan hancur.

Kisah mengenai John Titor dengan mesin waktunya hingga kini masih menjadi salah satu kisah unik yang hingga kini masih menarik untuk disimak.

Postingan pertamanya muncul di Time Travel Institute Forum Waktu pada tanggal 2 November 2000, dengan menggunakan nama TimeTravel_0. Pada awalnya, semua trit di forum tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan prediksi mengenai masa depan dan nama John Titor. Tiba-tiba dia mulai menceritakan dan membahas secara umum mengenai perjalanan waktu dan melai menanggapi mereka yang menanyakan bagaimana sistem kerja dari mesin waktu.

Setelah mulai mendapat banyak respon dari mereka yang penasaran, Time Travel_0 tiba-tiba mengaku sebagai penjelajah waktu dari masa depan dan mulai pemposting trit mengenai masa depan-nya. Ia kemudian mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan mengenai gambaran masa depan dengan lebih kompleks.

Nama John Titor kemudian mulai digunakan sejak January 2001, dimana si ‘TimeTravel_0’ mulai memposting trit di Art Bell BBS Forums yang meminta satu nama resmi (nama yang bukan pake bunga-bunga untuk tujuan gaul-gaul seperti ‘TimeTravel_0’). Titor kemudian berhenti mem-post trit pada 21 Maret 2001.

Dalam postingan-postingannya, Titor mengaku bahwa ia adalah seorang prajurit Amerika dari tahun 2036 yang bermarkas di Tampa di Hillsborough County, Florida yang sedang ditugaskan pemerintah untuk melakukan perjalanan waktu ke tahun 1975 untuk mengambil komputer portabel pertama, IBM 5100 yang menurutnya dibutuhkan untuk mengatasi ‘timeout error’ dari UNIX 2038 (generasi masa depan komputer). Menurut John Titor, IBM 5100 menggunakan APL dan Basic Programming languages. John Titor mengaku dipilih khusus dalam misi ini karena kakek dari pihak ayahnya terlibat langsung dalam perakitan dan pemrograman IBM 5100.

John Titor mengaku ‘mampir’ ke tahun 2000 untuk alasan pribadi yakni mengunjungi keluarganya.
John Titor juga mengaku dalam persinggahannya di tahun 2000 juga dalam rangka memperingatkan manusia zaman itu akan wabah Creutzfeldt-Jakob yang akan banyak dijumpai di masa depan.
Megenai UFO, ketika ditanya oleh salah satu penyimak forum, John Titor mengaku bahwa manusia belum tahu apa-apa tentang mereka, namun ada kemungkinan bahwa mereka adalah evolusi manusia di masa yang lebih ke depan yang memiliki mesin waktu yang lebih canggih.
Ketika ditanya mengenai mesin waktu, John Titor menjelaskan mengenai mesin waktu dalam beberapa kali. Namun dalam postingan awallah dia menjelaskan mesin waktu secara lebih spesifik dimana John Titor mengatakan bahwa mesin waktu terdiri dari:

* Dua unit rumah megnetik untuk dual micro singularities,
* Sebuah electron injection manifold untuk mengkonversi massa dan mikro gravitasi singularitas,
* Sebuah pendingin dan sistem ventilasi x-ray,
* Sensor Gavitasi,
* Empat jam cesium utama,
* Tiga unit komputer utama.


Konsep Mesin Waktu John Titor

John Titor juga mengatakan bahwa teori fisika quantum Everett-Wheeler adalah benar. Teori ini lebih dikenal dengan nama many-worlds interpretation. Maksud dari John Titor adalah jika John Titor misalnya kembali ke 2001 untuk membunuh ayahnya, dan kemudian dia kembali ke tahun 2036, dia tetap akan mendapati jika ayahnya masih ada di tahun 2036, tapi di interpretasi di tahun 2001 yang dia datangi untuk membunuh ayahnya, ayahnya sudah tidak ada lagi. Beberapa cerita mengenai John Titor dikukuhkan dengan beberapa dokumen dari John Titor yang ditipkan kepada Larry Haber, yang diklaim sebagai pengacara pribadi keluarga John Titor.


Larry Haber

Prediksi dan Penjelasan Masa Depan
Dalam semua trit John Titor di forum, dia tidak pernah memberikan prediksi kepada orang-orang yang mewawancaranya untuk menghindari kematian. John Titor juga tidak pernah memberikan prediksi mengenai misalnya seputar piala dunia dan sebagainya yang dapat memperkaya pihak-pihak tertentu.

Berikut merupakan rangkuman dari apa yang disampaikan John Titor dalam semua prediksi yang dimuat John Titor dalam tritnya.
1. John Titor menyebutkan insial Tipler dan Kerr , yang menurutnya merupakan ilmuwan yang akan berpengaruh dengan mesin waktu.

2. John Titor menyebutkan bahwa konsep dasar mesin waktu akan di kemukakan oleh CERN di tahun 2001. Kenyataanya di tahun 2000-2001 belum banyak masyarakat yang tahu mengenai CERN, dimana CERN merupakan Pusat Penelitian Nuklir Eropa.

3. John Titor juga menyebutkan bahwa penyakit sapi gila akan mewabah dan makin parah di tahun 2036, karena penyakit itu dapat berdiam dalam tubuh manusia selama 30 tahun lebih dan mulai menimbulkan gejala ketika manusia mulai tua.

4. Menurut John Titor, penyakit AIDS juga belum dapat diobati di tahun 2036.

5. John Titor mengatakan jika di tahun 2036, penyakit kanker sudah bisa diobati dengan menggunakan virus yang melawan kanker itu sendiri. Teori ini sudah terbukti pada zaman sekarang.

6. John Titor mengatakan jika di tahun 2036, makanan dan air bersih akan sangat sukar didapatkan akibat dari radiasi nulir pada perang dunia ketiga yang akan terjadi pada tahun 2015.

7. Menurut John Titor, dimasa depan kehidupan bertani akan kembali muncul, keagamaan akan menjadi sangat kuat, banyak orang yang akan menyesalkan Perang Dunia Ketiga hanya karena permainan politik.

8. John Titor pernah mengatakan jika di New York akan ada gedung pencakar langit yang akan hilang dalam waktu dekat (Tragedi WTC sudah terbukti) dan tidak ditemukan nya Senjata pemusnah massal di timur tengah (Irak) tetap membuat Amerika melanjutkan kebijakan politiknya untuk berperang.

9. Perkembangan IT akan sangat berkembang, John Titor menyatakan bahwa orang banyak akan membuat video mereka sendiri dan di upload ke internet. Teori yang ini sudah terbukti dengan eksisnya YouTube. John Titor juga mengatakan jika sistem internet akan independen dengan hanya menggunakan alat kecil dengan menggunakan tenaga matahari, maka dapat memancarkan signal sejauh 60 mil. Teori ini juga terbukti dengan hadirnya teknologi wi-max.

10. John Titor mengatakan jika di tahun 2036 energi hydrogen dan ene

rgi panas matahari berperan sangat penting dan lebih efisien bagi kehidupan manusia.

11. John Titor juga mengatakan jika di tahun 2036 tidak ada organisasi kesehatan yang akan melindungi orang banyak, jadi menurut John Titor, jika anda sakit parah, siap-siaplah untuk menggali kubur sendiri. Perlu diketahui jika hingga saat ini asuransi merupakan hal yang wajib bagi penduduk Amerika.

12. John Titor mengatakan temperatur dan suhu di dunia akan menjadi lebih dingin. Teori ini sekaligus mendukung teori-teori yang menmbantah Global Warming.

13. John Titor mengaku juga tahu tentang prediksi bangsa maya tentang tahun 2012. Menurut John Titor, memang akan terjadi sesuatu yang unik dengan bumi pada tahun 2012, namun mengenai apa yang akan terjadi dengan bumi, John Titor hanya memberikan gambaran abstrak dimana menurut John Titor akan terjadi sesuati kira-kira seperti kisah Laut Merah dan Orang Mesir ketika mengejar Musa.

14. Yahoo! Dan Microsoft tidak akan ada lagi di tahun 2036 menurut John Titor.

15. Menurut John Titor manusia juga masih belum menemukan apa-apa mengenai planet Mars dan UFO.

Beberapa hal yang di sarankan John Titor kepada manusia;
• Jangan makan atau menggunakan produk dari binatang yang di beri makan atau makan bangkai sesamanya,
• Belajarlah dasar sanitasi dan penjernihan air,
• Biasakanlah menggunakan senjata api, belajar menembak dan membersihkan senjata api,
• Selalu sediakan kotak P3k dan belajarlah untuk menggunakannya,
• Carilah 5 org yang anda percaya dalam radius 100mil dan biasakanlah untuk selalu berkomunikasi dengan menanyakan keadaan sekitar,
• Bersepedalah 2mil setiap minggu,
• Pikirkanlah apa yang harus anda bawa jika anda harus meninggalkan rumah dalam waktu 10 menit dan tidak akan pernah kembali lagi.

Kontroversi
Dari semua prediksi John Titor, yang paling menarik adalah klaim John Titor yang menurutnya akan terjadi perang saudara di Amerika mulai tahu 2004, lalu mencapai puncaknya pada tahun 2015, kemudian diikuti dengan perang dunia ketiga yang juga dimulai pada tahun 2015. Selain itu, prediksi bahwa Olimpiade Beijing akan gagal dilaksanakan. Sejak awalnya, prediksi dari John Titor ini sudah sempat diragukan oleh beberapa orang, namun mereka tidak dapat membantah banyak karena John Titor juga menyebutkan bahwa teori ‘many world interpretation’ bisa saja terjadi sehingga apa yang terjadi di masanya bisa saja tidak terjadi di masa kita. Namun alasan ini telah dipakai oleh mereka yang tidak percaya bahwa John Titor adalah hoax belaka.
grafiti is offline  

Minggu, 17 Oktober 2010

Perokok Lebih Sering Mengalami Gangguan Mental dan Kejiwaan

Penelitian baru menunjukkan perokok lebih mungkin terkena gangguan kesehatan mental, memiliki pola makan buruk, dan lebih banyak mengonsumsi minuman beralkohol daripada bukan perokok.
Seperti dikutip dari Guardian, menurut penelitian 50 persen perokok minum lebih banyak dari batas yang disarankan. Sebanyak 14 persen perokok dirawat karena gangguan kesehatan mental.
Mereka juga lebih berisiko tinggi menderita gangguan jantung, gangguan pernafasan, dan arthitis daripada mereka yang tidak merokok.
Penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki gaya hidup yagn lebih tidak sehat dari bukan perokok atau mereka yang sudah berhenti merokok. Setengah dari semua perokok minum lebih dari batas resmi yang disarankan, tetapi di bawah 40 persen dari mereka yang tidak pernah merokok lakukan.
Kecenderungan itu terutama pada pria. Sementara itu, 35 persen dari perokok peminum berat, hanya 23 persen bukan perokok dan 31 persen mantan perokok yang melakukannya.
Demikian pula, 39 persen bukan perokok makan lima porsi buah-buahan dan sayuran seperti yang disarankan setiap hari. Hanya 28 persen perokok yang melakukannya. Sebanyak 8 persen dari bukan perokok dan mantan perokok sudah dirawat karena beberapa gangguan penyakit jiwa, sedangkan perokok sebanyak 14 persen.
Kemungkinan perokok perempuan menjalani perawatan hampir dua kali lipat daripada pria. Perempuan perokok sebanyak 18 persen sementara pria perokok 10 persen. Para perempuan itu juga lebih berisiko terkena penyakit saluran pernafasan atau arthritis.
Penemuan itu berdasarkan profil kesehatan dari 13.000 perokok, mantan perokok dan mereka yang tak pernah merokok. Penelitian dilakukan oleh peneliti dari Cardiff Institute of Society and Health di Cardiff University dan Ash Wales. Dr. Sarah Whitehead memimpin penelitian itu.

Ditemukan dinosaurus kucing dipegunungan Holy cross polandia

Sekitar 250 juta tahun yang lalu hiduplah Dinosauromorpha, makhluk purba yang mirip dengan dinosaurus. Namun, ukuran tubuhnya tidak lebih besar dari seekor kucing dan ia pun berjalan dengan empat kaki seperti dinosaurus Tricerotops dan Brontosaurus.
Anatomi tubuh yang mirip dengan dinosaurus ini menguatkan dugaan kalangan ahli paleontologi bahwa Dinosauromorpha termasuk saudara terdekat dinosaurus. Keberadaan si saudara ini diketahui dari fosil jejak telapak kaki berukuran 2-4 sentimeter yang ditemukan pada sebuah batu berusia 250 juta tahun di tiga lokasi penggalian di Pegunungan Holy Cross, Polandia. Jejak telapak kaki itu diperkirakan berusia 249-251 juta tahun. Jika perhitungan ini benar, berarti dinosaurus pertama kali muncul di dunia sekitar 5-9 juta tahun lebih awal dari dugaan kita.
Hasil penelitian tim paleontologi yang dituangkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society, Royal Society, Inggris, Rabu (6/10), itu mengungkapkan, bukan hanya bentuk tubuhnya yang mungil yang membuat saudara dinosaurus ini unik, tetapi juga gaya berjalannya. Saat berjalan, kaki belakang mereka menapak di depan kaki depan yang lebih pendek.
Penggunaan empat kaki ini berbeda dari analisis selama ini yang menduga seluruh anggota keluarga besar dinosaurus berjalan dengan dua kaki. Meski demikian, ahli paleontologi Stephen Brusatte di American Museum of Natural History, New York, Amerika Serikat, yang memimpin penelitian ini mengaku, sejauh ini belum ditemukan fosil tengkorak saudara dinosaurus ini sehingga semua analisis didasarkan pada temuan jejak telapak kaki itu saja.
”Yang jelas jejak telapak kaki temuan terbaru ini menjadi bukti tertua keberadaan dinosaurus di Bumi. Dari bentuk anatomi tubuhnya, jelas ini dinosaurus,” kata Brusatte.
Di tiga lokasi penggalian, ahli paleontologi Grzegorz Niedzwiedzki di University of Warsaw, Polandia, menemukan aneka ragam fosil jejak telapak kaki seperti keluarga besar nenek moyang kadal dan predator seperti buaya yang dikenal sebagai Rauisuchians.
”Justru kami hanya menemukan sedikit sekali jejak telapak kaki keluarga dinosaurus. Kemungkinan dulu mereka lambat berkembang biak,” ujarnya.
Brusatte menambahkan, Dinosauromorpha ini untuk sementara dianggap sebagai saudara terdekat dinosaurus. Namun, barangkali ada juga yang menganggapnya sebagai nenek moyang dinosaurus karena bentuk tubuh dan perilakunya yang memiliki banyak kemiripan dengan dinosaurus.
Evolusi
Meski hasil temuannya belum terlalu jelas, menurut Martin Ezcurra dari Bernardino Rivadavia Natural Sciences Museum, setidaknya tim Brusatte memberi alternatif pemikiran tentang sejarah evolusi dinosaurus dan kemungkinan kaitannya dengan bencana alam terdahsyat yang pernah terjadi 250 juta tahun yang lalu.
Dugaan sementara, pada waktu itu Bumi dihujani asteroid dan diguncang serentetan letusan gunung berapi.
Temuan tim Brusatte menunjukkan indikasi dinosaurus pertama kali berjalan di atas permukaan Bumi beberapa juta tahun setelah bencana alam yang menyebabkan 90 persen kehidupan di Bumi musnah itu terjadi. Bahkan, kemungkinan besar saudara dekat dinosaurus ini justru muncul segera setelah bencana alam itu. Dengan punahnya makhluk purba berukuran besar, makhluk purba berukuran lebih kecil seperti dinosaurus akhirnya memiliki kesempatan untuk bebas berkembang biak.
Ide Brusatte ini dinilai benar- benar baru dan interpretasi sejarah evolusi dinosaurusnya pun radikal. Pasalnya, selama ini ilmuwan memperkirakan dinosaurus mulai muncul 15-20 juta tahun setelah bencana alam dahsyat itu. Namun, temuan jejak telapak kaki itu berkata lain. ”Tanpa bencana alam itu barangkali tidak akan pernah ada dinosaurus,” kata Brusatte.
Setelah bencana dahsyat itu, keluarga besar dinosaurus menjadi vertebrata yang paling berkuasa selama paling tidak 165 juta tahun karena tidak ada lagi saingannya. Yang menjadi pertanyaan, mengapa dinosaurus bisa lolos dari bencana dahsyat tersebut karena pada waktu itu seluruh permukaan Bumi diduga tertutup lava. ”Mungkin keberuntungan saja,” kata pakar geologi di Brown University di Providence, Rhode Island, Jessica Whiteside.
Mirip Barney
Sejak bencana alam itu, evolusi dinosaurus relatif cepat dan variatif. Bahkan dari teori-teori yang ada, sebagian besar dinosaurus justru tidak seseram dan semengerikan yang kita bayangkan. ”Kita menganggap dinosaurus sebagai makhluk yang menyeramkan yang menundukkan semua musuhnya dengan kejam, seperti T-Rex. Tetapi sesungguhnya lebih banyak dinosaurus yang seperti karakter Barney, rendah hati dan tidak agresif menyerang musuh,” kata Timothy Rowe, pakar paleontologi vertebrata di University of Texas, AS.
Bahkan sebenarnya, menurut Brusatte, selama 20-50 juta tahun dinosaurus dan saudara- saudara dekatnya cenderung tidak populer hidup di bawah bayang-bayang keluarga besar buaya purba yang lebih agresif, beraneka ragam, dan berkuasa. ”Mungkin karena itu ukuran tubuhnya kecil-kecil. Tetapi setelah keluarga buaya punah, ukuran tubuh dinosaurus semakin besar,” ujarnya.

Rabu, 13 Oktober 2010

rasa pesimis dan gagal selalu menghantui saya bagaimana menumbuhkan ide kreatif dan bagaimana solusinya?



Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang sesuatu, tetapi mempunyai pikiran yang terbuka, akan mempercayai kemungkinan apa pun. Karena, bagaimana mungkin dia bisa meragukan sesuatu yang tidak diketahuinya?.Mereka masih lebih terbuka untuk mempelajari hal-hal baru, yang mungkin saja sebetulnya juga merupakan sesuatu yang baru bagi yang sudah berpengalaman.Tidak seperti orang yang telah sering mengalami kesulitan dan kegagalan dalam sebuah bidang, para pemula tidak memiliki rasa khawatir atau rasa takut yang sama. Atau bahkan mungkin mereka sama sekali tidak merasa khawatir atau takut.Bila mereka gagal mencoba sesuatu, mereka tidak melihatnya sebagai kegagalan. Mereka selalu melihat dirinya yang belum bisa, yang belum ahli; sehingga kegagalan hanya menjadi tanda untuk memulai lagi dengan pendekatan yang lebih baik, tanpa berkecil hati.Itu sebabnya mereka akan mencoba apapun.Dan karenanya, …Keberuntungan lebih berpihak kepada yang kurang pandai tetapi banyak mencoba, daripada kepada mereka yang pandai tetapi tidak bertindak.

bagaimana cara mengetahui potensi yang ada pada diri kita supaya bisa kita kembangkan dengan baik?


Cara terbaik untuk mewujudkan impian karir atau usaha kita menjadi sebuah kenyataan – adalah bangun dari tidur dan memulai sesuatu . Bila Anda bisa bangun pagi sekali untuk melakukan sesuatu, itu hanya satu cara untuk mendeteksi apakah sebuah ketertarikan bisa menjanjikan keberhasilan di masa depan. Anda adalah alasan bagi keberhasilan Anda sendiri.Sehingga, bila Anda merancang pekerjaan Anda, beserta cara-cara baik untuk mengerjakannya, Anda memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menghasilkan nilai yang baik bagi orang lain yang menentukan sebagaimana baiknya Anda dihargai.Bagaimana bila hari ini kita mencoba untuk menggunakan cara pandang yang "terbalik" dari yang biasa kita gunakan. Tidak lagi kita hanya melihat sesuatu sebagaimana ada-nya, tetapi sebagaimana bisa jadi-nya. Hari ini, buatlah keputusan-keputusan yang lebih baik dan yang lebih tegas. Anda berkesempatan lebih besar untuk berhasil dalam hal-hal yang Anda sukai, karena Anda akan mudah mendorong diri Anda sendiri untuk mengetahui lebih banyak dan lebih terampil dalam pekerjaan Anda

Kejujuran

Arti jujur

     Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.

Kenapa harus jujur?

     Saya sering mendengar orang tua menasehati anak supaya harus menjadi orang yang jujur. Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang jujur, kerap kali dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat baik, akan dipercaya orang, akan disayang orang tua, dan bahkan mungkin sering dikatakan bahwa kalau jujur akan disayang/dikasihi oleh Tuhan. Tapi setelah mencoba merenungkan dan menyelami permasalahan kejujuran ini, saya masih merasa tidak mengerti: "Kenapa jadi orang harus jujur?"

     Umumnya jawaban yang saya dapat adalah bahwa kejujuran adalah hal yang sangat baik dan positif, dan kadang saya juga mendapat jawaban bahwa "Pokoknya jadi orang harus jujur!"

     Jawaban-jawaban tersebut sampai saat ini memang sudah saya anggap "benar", tapi saya masih selalu tergelitik untuk terus mempertanyakan: "Kenapa orang harus jujur? Apakah baik dan positifnya? Lalu bagaimana juga jika dikaitkan dengan proses Siu Tao ( ) kita?"


Bagaimana bersikap jujur

Selain pertanyaan - pertanyaan diatas, selanjutnya dalam benak saya timbul pertanyaan: " Bagaimanakah kejujuran itu dapat dipraktekkan dalam sehari-hari, serta bagaimanakah sikap kita sebagai (dibaca: agar dapat menjadi) seorang Tao Yu ( ) yang jujur?"

Apakah kita sama sekali tidak boleh berbohong?
Dan mungkinkah kita selalu jujur dalam kehidupan sehari-hari ini?
Ataukah masih ada toleransi bagi kita untuk berbohong dalam hal-hal tertentu atau demi kepentingan tertentu?
Nah, sekali lagi saya mengajak para pembaca untuk merenungkannya bersama!


Contoh yang "Lucu" (dibaca: tidak jujur)

Dalam kehidupan sehari-hari, saya sering melihat (bahkan juga ikut terlibat) dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial dimasyarakat, yang justru kebanyakannya adalah wujud realisasi dari sikap tidak jujur dalam skala yang sangat bervariasi, seperti:

Sering terjadi, orang tua bereaksi spontan saat melihat anaknya terjatuh dan berkata "Oh, tidak apa-apa! Anak pintar, enggak sakit, kok! Jangan nangis, yach!".

Menurut saya, dalam hal ini secara tidak langsung si-anak diajarkan dan dilatih kemampuan untuk dapat "berbohong", menutup-nutupi perasaannya (sakit) hanya karena suatu kepentingan (supaya tidak menangis).

Selain itu saya juga sering melihat dan mengalami kejadian seperti: Saat seseorang bertamu kerumah orang lain, ketika ditanya: " Sudah makan, belum?", walaupun saya yakin tawaran sang tuan rumah "serius" biasanya dengan cepat saya akan menjawab "Oh, sudah!! Kita baru saja makan ", padahal sebenarnya saya belum makan.

Dalam lingkungan usaha / dagang, kejujuran sering disebut-sebut sebagai modal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi sangat kontroversial dan lucunya kok dalam setiap transaksi dagang itulah justru banyak sekali kebohongan yang terjadi. Sebuah contoh saja: penjual yang mengatakan bahwa dia menjual barang "tanpa untung" atau "bahkan rugi" hampir bisa diyakini pasti bohong.

Nah, jika demikian, lalu dimanakah letaknya kejujuran itu?
Atau bagaimanakah kejujuran yang dimaksud tersebut dapat diaplikasikan dalam dunia sehari-hari?

Dalam Siu Tao

     Apakah belajar Tao () mengejar Kesempurnaan harus tidak pernah berbohong sama sekali?
Lalu bagaimanakah kita dapat menjalani hidup ini yang juga mau tidak mau "harus" bertopeng?
Apakah mungkin, kita bisa tidak pernah berbohong sama sekali dalam hidup ini?
Pernah saya mencoba meyakinkan diri bahwa saya memang sudah "Jujur", tapi kemudian akhirnya saya kesulitan menjawab pertanyaan: "Apakah saya tidak membohongi diri sendiri?"

Lalu bagaimanakah sebenarnya? Nah, semoga para pembaca budiman bisa memberikan jawabannya (tentunya jawaban yang jujur , lho!).

Emotional Intelligence


Siapapun bisa marah, marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, bukanlah hal mudah.
Kecerdasan
  Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, sebagai jalur sempit ketrampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis (menjadi professor). Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak melulu ini saja. Pandangan baru yang berkembang : ada kecerdasan lain di luar IQ, seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dll. yang harus juga dikembangkan.

Kecerdasan Emosional
  Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri, menderita kekurangmampuan pengendalian moral.
  Berdasarkan pengalaman, apabila suatu masalah menyangkut pengambilan keputusan dan tindakan, aspek perasaan sama pentingnya dan sering kali lebih penting daripada nalar. Emosi itu memperkaya; model pemikiran yang tidak menghiraukan emosi merupakan model yang miskin. Nilai-nilai yang lebih tinggi dalam perasaan manusia, seperti kepercayaan, harapan, pengabdian, cinta, seluruhnya lenyap dalam pandangan kognitif yang dingin, Kita sudah terlalu lama menekankan pentingnya IQ dalam kehidupan manusia. Bagaimanapun, kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa. Kecerdasan emosional menambahkan jauh lebih banyak sifat-sifat yang membuat kita menjadi lebih manusiawi.

Antara IQ dan EQ
  Kecerdasan akademis sedikit kaitannya dengan kehidupan emosional. Orang dengan IQ tinggi dapat terperosok ke dalam nafsu yang tak terkendali dan impuls yang meledak-ledak; orang dengan IQ tinggi dapat menjadi pilot yang tak cakap dalam kehidupan pribadi mereka. Terdapat pemikiran bahwa IQ menyumbang paling banyak 20 % bagi sukses dalam hidup, sedangkan 80 % ditentukan oleh faktor lain.
  Kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitan-kesulitan hidup. IQ yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan, gengsi, atau kebahagiaan hidup.
  Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosional cakap yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara dan persahabatan, ataupun dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi.
  Orang dengan ketrampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada karir/pekerjaan ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.

Survey membuktikan ….
  Survei terhadap orangtua dan guru-guru memperlihatkan adanya kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang, lebih banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya : lebih kesepian dan pemurung, lebih berangasan dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan mudah cemas, lebih impulsif dan agresif.
Kemerosotan emosi tampak dalam semakin parahnya masalah spesifik berikut :
     > Menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial; lebih suka menyendiri, bersikap                             sembunyi-sembunyi, banyak bermuram durja, kurang bersemangat, merasa tidak bahagia,          terlampau bergantung.
     > Cemas dan depresi, menyendiri, sering takut dan cemas, ingin sempurna, merasa tidak                  dicintai, merasa gugup atau sedih dan depresi.
     > Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir ; tidak mampu memusatkan perhatian          atau duduk tenang, melamun, bertindak tanpa bepikir, bersikap terlalu tegang untuk                    berkonsentrasi, sering mendapat nilai buruk di sekolah, tidak mampu membuat pikiran jadi          tenang.
     > Nakal atau agresif; bergaul dengan anak-anak yang bermasalah, bohong dan menipu, sering          bertengkar, bersikap kasar terhadap orang lain, menuntut perhatian, merusak milik orang          lain, membandel di sekolah dan di rumah, keras kepala dan suasana hatinya sering berubah-         ubah, terlalu banyak bicara, sering mengolok-olok , bertemperamen panas.

   Penelitian jangka panjang terhadap 95 mahasiswa Harvard dari angkatan tahun 1940 an menunjukkan bahwa dalam usia setengah baya, mereka yang peroleh tesnya paling tinggi di perguruan tinggi tidaklah terlampau sukses dibandingkan rekan-rekannya yang IQ nya lebih rendah bila diukur menurut gaji, produktivitas, atau status di bidang pekerjaan mereka.
Mereka juga bukan yang paling banyak mendapatkan kepuasan hidup, dan juga bukan yang paling bahagia dalam hubungan persahabatan, keluarga, dan asrmara.

Penanganan
  Bagaimana kita mempersiapkan anak-anak kita dalam menempuh kehidupan ? Perlu pendidikan kecakapan manusiawi dasariah, seperti kesadaran diri, pengendalian diri, dan empati, seni mendengarkan, menyelesaikan pertentangan dan kerja sama. Kendati terdapat kendali sosial, dari waktu ke waktu nafsu seringkali menguasai nalar. Perlu adanya keseimbangan antara kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Keberhasilan hidup ditentukan oleh keduanya.
  Ajaran Socrates : Kenalilah dirimu menunjukkan inti kecerdasan emosional : kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul.
  Pelatihan untuk menyatakan perasaan negatif (marah, frustrasi, kecewa, depresi, cemas) menjadi amat penting. Pelampiasan yang tidak tepat justru menambah intensitas, bukan mengurangi. Cara berpikir menentukan cara merasa, oleh karenanya berpikir positif sangatlah diperlukan.
  Ketekunan, kendali dorongan hati dan emosi, penundaan pemuasan yang dipaksakan kepada diri sendiri demi suatu sasaran, kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain (empati), dan manajemen diri merupakan hal yang dapat dipelajari.
  Pengalaman dan pendidikan di masa kanak-kanak akan sangat menentukan dasar pembentukan ketrampilan sosial dan emosional.

Konsep Kerja Cerdas

   Mula-mula ekonom Itali bernama Vilfredo Pareto (1848 - 1923) itu baru setengah kaget dengan hasil penelitiannya. Bahwa 80% kekayaan negara hanya dinikmati oleh 20% kelompok tertentu dari penduduk. Dengan kata lain, 80% dari penduduk hanya berkesempatan menikmati 20% dari kekayaan negara. Katakanlah kalau diasumsikan jumlah penduduk seluruhnya mencapai 100 juta jiwa, berarti hanya 20 juta jiwa yang kaya raya dengan mendapat 80% kekayaan negara. Sisa penduduk yang berjumlah 80 juta jiwa hidup pas-pasan karena kue negara yang hanya 20% harus dibagi-bagi. Karena setengah kaget dengan hasil penelitian tersebut, Pareto kemudian mengadakan penelitian di lain negara, ternyata hasilnya sama atau hampir sama.
   Hasil penelitian Pareto ini sejak tahun 1897 akhirnya diresmikan menjadi sebuah rumus atau formula dengan berbagai macam nama: Pareto Principle; The Pareto Law; The 80/20 rule; The Principle of Least Effort; atau The principle of Imbalance. Konon karena Pareto dinilai kurang artikulatif dalam menjajakan temuannya ini berdasarkan perkembangan metodologi dan konteks penelitian, akhirnya mendorong para pakar untuk ikut terjun melengkapi rumus atau temuan yang dinilai sangat berguna bagi pencerahan peradaban manusia ini. Tahun 1949, George K Zipf, seorang professor dari Harvard University, mengembangkan wilayah penelitian dengan menjadikan temuan Pareto sebagai acuan. Hasilnya bahwa manusia, benda-benda, waktu, keahlian, atau semua alat produksi telah memiliki aturan alamiah yang berkaitan antara hasil dan aktivitas dengan jumlah perbandingan mulai dari 80/20 atau 70/30. Contoh:

   Karena dianggap memberi pencerahan, rumus tersebut lalu diterapkan ke dalam pengembangan pribadi . Ternyata para pakar di bidangnya masing-masing menemukan sesuatu yang kira-kira sama dengan temuan Pareto. Artinya jika bicara hasil, ketepatan proses, dan kualitas maka hal-hal tersebut erat hubungannya dengan how well atau how good are you doing, bukan how often dan how long. Dengan kata lain hasil yang diperoleh ditentukan sejauhmana anda bisa bekerja secara cerdas. Beberapa contoh:

   Dalam dunia bisnis, untuk merebut pasar anda harus berpikir minimalistis dalam arti ketepatan strategi yang tidak melebihi kebutuhan pasar. Artinya temukan 20% dari strategi yang bisa merebut 80% daya tarik pasar dengan memberi 80% premiun solusi kepada 20% pelanggan setia. Jangan mengobral strategi yang justru menghabiskan 80% cost padahal hanya akan menciptakan 20% rate of return (Mack Hanan, dalam Fast Growth Strategy, McGraw-Hill International, Singapore, 1987).
   Penelitian dalam hal efektivitas dan efisiensi waktu menemukan bahwa 80% prestasi seseorang di bidang apapun diraih dari 20% waktu yang dikeluarkan. Dan 80% kebahagian hidup ditentukan dari 20% waktu yang digunakan untuk mencarinya. Tanyalah pada diri anda, berapa jumlah waktu yang benar-benar anda gunakan dalam kaitan dengan tujuan anda pergi ke kantor selain waktu macet, ngobrol, atau melamun, atau membicarakan persoalan lain dengan kawan kerja? Jika jawaban anda ternyata menggunakan rumus yang sebaliknya maka anda tidak memiliki perbedaan dengan orang lain dan itu sama artinya bahwa anda belum menerapkan cara kerja cerdas.

Aplikasi Kerja Cerdas 

   Sebagai bangsa yang agamis sekaligus kaya budaya leluhur, sebenarnya seruan kerja cerdas ini bukanlah barang baru. Tetapi persoalannya lagi - lagi berupa tools yang tidak di-update. Selain disampaikan dengan "bahasa langit" yang seringkali menafikan proses pemahaman secara ilmiah dan alamiah pun juga tidak dilakukan elaborasi kontekstual. Akibatnya pemahaman tentang ajaran agama dan budaya hanya bekerja pada persoalan yang bersifat minoritas dalam kehidupan nyata. Sebelum Pareto mengumumkan hasil penelitiannya dengan formula 80/20, kita sudah diajarkan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan mubazir atau yang tidak perlu. Sayangnya, ajaran mubazir yang kita pahami hanya sebatas kalau kita membuang makanan yang tersisa. Amat jarang kita berpikir mubazir secara profesi, ekonomi, atau strategi.

   Untuk menjauhkan diri dari tindakan yang mubazir dalam kaitan dengan realisasi kerja cerdas harus dimulai dari langkah-langkah berikut:

1. Fokus pada skala pengembangan 

   Jika anda yakin bahwa diri anda memiliki keunggulan atau bakat alamiah, disamping memiliki kelemahan yang diakibatkan oleh faktor heriditas atau lingkungan, maka yang benar-benar anda butuhkan adalah hidup dengan keunggulan tersebut secara cerdas (living with the advantage competitive factors). Hanya jika anda menemukan strategi hidup dengan keunggulan, maka anda akan keluar dari batas rata-rata prestasi lingkungan. Sebelum itu, paling maksimal yang bisa anda capai adalah kualitas hidup seperti orang lain atau seperti yang diraih oleh sepuluh orang yang anda kenal paling dekat. Lalu ke mana keunggulan tersebut diarahkan? Jelas, keunggulan itu harus diarahkan untuk mengoptimalkan apa yang disebut dalam rumusan Pareto dengan 20% of determining factors (factor penentu). Oleh karena itu, temukan apa saja yang menjadi faktor penentu keberhasilan anda dari sekian daftar kegiatan yang anda lakukan dalam hidup. Tinggalkan hal-hal yang tidak perlu dan fgokuskan hanya pada hal-hal yang berpotensi untuk pengembangan diri.

2. Berani Berkorban 

   Di dalam dunia yang sebesar ini terdapat sekian banyak "persoalan kecil" yang kalau anda tidak berani berkorban untuk memaafkannya bisa jadi persoalan itu akan mendominasi muatan pikiran anda yang akhirnya bisa membuat anda melupakan sisi keunggulan, cita-cita, fokus pengembangan diri, dan lain-lain. Contoh yang paling sederhana dan sering terjadi di depan mata kita adalah ketika sedang di jalan raya. Di luar dari persoalan tabrakan serius, terkadang hanya karena mobilnya tersenggol sedikit saja orang rela membuang banyak waktu dan kebahagiannya pergi ke kantor. Bahkan bisa berkembang ke arah baku hantam. Padahal kalau dimaafkan (mau berkorban sedikit dengan kehilangan uang beberapa ratus ribu saja untuk memperbaiki mobil yang lecet), maka semua urusan selesai.

   Auditlah pikiran anda, persoalan apa saja yang kalau anda memaafkannya tidak akan merugikan anda secara misi atau visi dan tidak mengganti isi pikiran anda dengan muatan negatif. Untuk mengetahui apakah persoalan yang sedang anda hadapi tidak akan merugikan anda , gunakan standard audit berikut:

       > Apa saja yang menurut anda menjadi prioritas utama dalam kehidupan.
       > Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan penting dan tidak penting.
       > Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan darurat dan tidak darurat                  yang bisa jadi tidak penting dan tidak prioritas.
      > Apa saja yang menurut anda didefinisikan sebagai persoalan "sampah" - tidak penting,                  tidak mendesak dan bukan prioritas utama. Namun dalam hal ini anda perlu menyeleksi                secara ketat dan hati-hati, sebab bahayanya kalau anda secara mudah memasukan                        persoalan ke tong sampah ini maka anda bisa terjebak untuk meninggalkan misi atau fokus          hidup hanya karena alasan mempertahankan posisi atau kondisi yang ada. Jika anda                      terjebak maka akhirnya rumus yang terjadi bukanlah 80/20 tetapi sebaliknya.

3. Membuat Sekat Pembatas 

   Pada akhirnya anda harus menentukan batasan-batasan tentang apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, apa modal yang dimiliki, dan akan kemana anda mengarahkan hidup anda. Dalam proses inilah terjadi seleksi dan pengecualian. Dari sekian luas dunia dan isinya, apa saja yang telah anda seleksi menjadi hal yang benar-benar anda inginkan sesuai format pondasi personal anda seperti: kiblat hidup, cita-cita, tujuan, target dan tindakan.

   Semakin jelas anda memiliki format seleksi dan pengecualian, fokus pada pengembangan diri diiringi keberanian berkorban dengan memahami, mengakui, membuang sesuatu yang tidak dibutuhkan dalam diri anda, maka akan semakin jelas wilayah dunia yang menjadi "hak" anda sehingga semakin tersimpulkan apa yang menjadi determining factors to success itu. Artinya faktor penentu semakin sedikit dan semakin sederhana dan biasanya yang sederhana itu justru akan bisa bekerja optimal. Sementara yang cenderung pelik, ruwet dan kompleks biasanya mandul. Semoga berguna.

Tiap Manusia Bisa Membaca Pikiran Orang Lain

     Banyak anggapan bahwa membaca pikiran adalah pekerjaan seorang psikolog, paranormal atau bahkan dukun. Namun, percaya atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari, anda semua adalah seorang pembaca pikiran. Sebab, tanpa kemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain, kita semua tak akan mampu menghadapi situasi sosial semudah apapun. Dengan membaca pikiran, kita dapat membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang lalu membuat kita dapat menentukan keputusan berikutnya.

     Jika kita melakukan pembacaan ini dengan buruk, dampaknya bisa serius: konflik bisa saja terjadi akibat kesalahpahaman. Contoh yang nyata kesulitan mengenali pikiran dan perasaan orang lain—mindblindness, dapat dilihat pada penyandang autisme, dimana ketidakmampuan tersebut menjadi suatu kondisi yang mengganggu.

     Kemampuan membaca pikiran ini, yang oleh William Ickes—profesor psikologi di University of Texas, disebut sebagai emphatic accuracy.

Darimana asalnya?

     Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck–profesor Communication Sciences di University of Connecticut, memiliki sejarah yang amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahun evolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saat kehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alat untuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial; seperti membantu mengetahui kapan harus menyetujui sebuah komitmen dengan pasangan atau melerai perselisihan dengan tetangga.

     Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yang baru lahir lebih menyukai wajah seseorang dibandingkan stimulus lainnya, dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan, bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaan emosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg, profesor psikologi di Arizona State University dan ahli dalam perkembangan emosional, menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa dan menggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya.

      Lanjutnya, bayi usia 2 tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya, dan di usia 3 tahun, bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira, sedih atau marah. Saat menginjak usia 5 tahun, bayi sudah memiliki kemampuan dasar untuk membaca pikiran orang lain; mereka telah memiliki “teori pikiran.” Bayi tersebut mampu memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki.

     Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran dengan mengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitas aturan dan interaksi sosial. Selain itu, kegiatan bermain dengan teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membaca pikiran anak lainnya. Namun, tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini. Anak-anak yang mengalami penelantaran dan kekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membaca pikiran ini. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan, mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah, walaupun sesungguhnya emosi marah tidak muncul.

     Lanjut lagi, kemampuan membaca pikiran yang lebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yang sama—dan lalu mengintegrasikannya dengan pengetahuan kita dan orang yang bersangkutan itu—seringkali membutuhkan kemampuan otak yang sudah jauh berkembang.

Bagaimana Membaca Pikiran?

      Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh, kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengamati gerak tubuh orang lain, mereka dapat mengenali emosi sedih, marah, gembira, takut dll, bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan dengan pencahayaan yang minim.

     Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagi kita untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Namun sayangnya, banyak dari kita yang tidak mampu untuk mendeteksi ekpresi ini. Salah satu sumber yang kaya akan penanda ini adalah mata seseorang; otot-otot di sekitar mata. Mata seseorang adalah sumber penanda yang paling kaya jika dibandingkan bagian lain yang ada di wajah. Contohnya: mata yang turun ketika sedih, terbuka lebar ketika takut, terlihat tidak fokus kala sedang berkhayal, menatap tajam penuh kecemburuan, atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.

     Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponen dalam percakapan—kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara. Namun diantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponen terpenting dalam membaca pikiran dengan baik.

Menjadi Pembaca Pikiran Ulung

     Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yang lebih baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yang bisa membantu kita membaca pikiran.

- Kenalilah orang lain.
    “Kemampuan membaca pikiran akan meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara kita,” kata William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama kurang lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu mengartikan kata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat, setelah mengamatinya dalam berbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka, dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yang lebih luas.

- Minta umpan balik.
     Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Saya mendengar, sepertinya Engkau sedang marah. Benar tidak?”
- Perhatikan bagian atas dari wajah. 
    Emosi yang palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang. Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesor neurologi di University of Oklahoma Health Sciences Center, emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah, biasanya di sekitar mata.

- Lebih ekspresif.
     Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakin kita ekspresif, semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional dari orang lain di sekitar kita.”

- Santai.
     Menurut Lavinia Plonka, pengarang Walking Your Talk, seseorang cenderung “menyamakan diri” dengan lawan bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang, teman bicara anda bisa saja, secara tak sadar, menjadi tegang pula lalu terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.

Tinjauan Kritis
    Perlu kita ingat, bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya, bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi jika ingin membaca seseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan sampai salah menebak, atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.

Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini sebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan supranatural, sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dengan kemampuan membaca pikiran, yang bahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yang sulit diterima nalar.

Memupuk Rasa Percaya Diri

   Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Ruang konseling di website inipun banyak diwarnai dengan pertanyaan seputar kasus-kasus yang berhubungan dengan krisis kepercayaan diri tersebut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, "Dulu saya tidak penakut seperti ini... kenapa sekarang jadi begini?". Ada juga yang berkata: "Kok saya tidak seperti dia yang selalu percaya diri... rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya... saya malu menjadi diri saya!"

   Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita: mengapa rasa percaya diri begitu penting dalam kehidupan individu. Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hubungan interpersonal. Jika memang rasa kurnag percaya diri dapat diperbaiki, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan saya jawab dalam artikel ini.


Kepercayaan Diri 

   Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias "sakti". Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa - karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.


Karakteristik 
Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri

Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah:

     > Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan,          penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
     > Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau               kelompok
     > Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain - berani menjadi diri sendiri
     > Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
    > Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari         usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak                         tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
    > Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar                 dirinya
    > Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak                 terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri 

Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah:

      > Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan           penerimaan kelompok.
      > Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan.
     >  Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan dir) dan memandang rendah                kemampuan diri sendiri - namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik                   terhadap diri sendiri.
      > Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.
     > Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk             berhasil.
      > Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri).
        Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak           mampu.
     > Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada           keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).

 Perkembangan Rasa Percaya Diri  
Pola Asuh

     Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara instant, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini, dalam kehidupan bersama orangtua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri.Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di mata orangtuanya. Dan, meskipun ia melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Di kemudian hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri - seperti orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya.

    Lain halnya dengan orangtua yang kurang memberikan perhatian pada anak, atau suka mengkritik, sering memarahi anak namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, atau pun seolah menunjukkan ketidakpercayaan mereka pada kemampuan dan kemandirian anak dengan sikap overprotective yang makin meningkatkan ketergantungan. Tindakan overprotective orangtua, menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan tantangannya sendiri - segala sesuatu disediakan dan dibantu orangtua. Anak akan merasa, bahwa dirinya buruk, lemah, tidak dicintai, tidak dibutuhkan, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan membahagiakan orangtua. Anak akan merasa rendah diri di mata saudara kandungnya yang lain atau di hadapan teman-temannya.

   Menurut para psikolog, orangtua dan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realistik terhadap seorang anak atau pun individu. Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, atau pun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar menjatuhkan harga diri anak-anak tersebut. Selain itu, tanpa sadar masyarakat sering menciptakan trend yang dijadikan standar patokan sebuah prestasi atau pun penerimaan sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya sang orangtua mengharap anaknya diterima di A1 atau paling tidak A2, agar kelak bisa menjadi dokter. Atau, orangtua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anak-anak lainnya pun demikian.

   Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini), setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir: bahwa untuk bisa diterima, dihargai, dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan mereka. Pada saat individu tersebut ditantang untuk menjadi diri sendiri - mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Rasa percaya dirinya begitu lemah, sementara ketakutannya terlalu besar. 
Pola Pikir Negatif
   Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian, bertemu orang-orang baru, dsb. Reaksi individu terhadap seseorang atau pun sebuah peristiwa, amat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinya lah semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri, bercirikan antara lain:
      > Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri ("saya harus bisa begini...saya harus           bisa begitu"). Ketika gagal, individu tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya                  hancur.
      > Cara berpikir totalitas dan dualisme: "kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek".
      > Pesimistik yang futuristik: satu saja kegagalan kecil, individu tersebut sudah merasa tidak            akan berhasil meraih cita-citanya di masa depan. Misalnya, mendapat nilai C pada salah                  satu mata kuliah, langsung berpikir dirinya tidak akan lulus sarjana.
     > Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism: suka mengkritik diri sendiri dan percaya                bahwa dirinya memang pantas dikritik.
     > Labeling: mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif,                     seperti "saya memang bodoh...", "saya ditakdirkan untuk jadi orang susah...", dsb.
    > Sulit menerima pujian atau pun hal-hal positif dari orang lain: ketika orang memuji secara             tulus, individu langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika          diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting,                    individu tersebut langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk                     menerimanya.
    > Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri: senang mengingat dan bahkan membesar-          besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu        kesalahan kecil, membuat individu langsung merasa menjadi orang tidak berguna.

Memupuk Rasa Percaya Diri 


   Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri.  
1. Evaluasi diri secara obyektif 

   Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar "kekayaan" pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik.


2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri 

    Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri - hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.

3. Positive thinking
   Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody’s perfect dan it’s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.

4. Gunakan self-affirmation 

   Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya:
      > Saya pasti bisa!!!
     > Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan                     hidup saya!
     > Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat              berharga karena membantu saya memahami tantangan
       > Sayalah yang memegang kendali hidup ini
      > Saya bangga pada diri sendiri

5. Berani mengambil resiko 

   Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain.

6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan 

   Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan "beban" seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat "cemburu" hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda.

7. Menetapkan tujuan yang realistik 

   Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.

   Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu.

   Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk "harus" menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb. - namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter - memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa.

Merangsang Otak Kanan, Mengembangkan Kreativitas

   SERING kita saksikan, anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) terpaksa harus tidur larut malam hanya untuk mengerjakan berpuluh-puluh pekerjaan rumah dan esok harinya harus dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Bahkan tanpa memberi kesempatan untuk berargumentasi.

   Program akselerasi yang dalam kenyataannya sekadar memampatkan materi untuk memenuhi tuntutan kurikulum, sebenarnya salah sasaran. Betapa tidak, ciri-ciri anak berbakat yang antara lain memiliki penalaran tajam, kritis, logis, kreativitas tinggi, bertanggung jawab, ulet dalam menghadapi kesulitan, banyak inisiatif, dan percaya diri, bukan mustahil lambat laun akan terkikis.

   Bagaimana pula dengan anak didik lainnya yang sebagian besar termasuk rata-rata, bahkan lambat belajar atau prestasi akademisnya kurang memuaskan. Bukan mustahil mereka juga akan "dipaksa" mengikuti les-les tambahan yang semakin menyita banyak waktu, sekadar tujuan pemampatan materi tersebut. Hasil akhir yang ingin dicapai tidak lain adalah prestasi dalam nilai tes atau ujian. Dalam hal ini kawasan kognitif digarap habis-habisan, sementara kawasan afektif hampir tak tersentuh. Padahal proses pendidikan yang ideal yang dikemas dengan memperhatikan berbagai aspek, baik pengetahuan, sikap maupun perilaku.

   DALAM dua dasawarsa terakhir, penelitian mengenai otak manusia (brain lateralization) semakin maju. Salah satu hasil yang menonjol adalah diferensiasi fungsi antara hemisfer (otak belahan) kiri dan kanan atau yang sering disebut "otak kiri" dan "otak kanan" saja. Sebelum ada penelitian tentang hal ini, para ahli psikologi berpendapat bahwa dua belahan otak manusia berfungsi identik. Bahkan ada yang berpendapat bahwa belahan otak kanan sekadar cadangan, jika belahan otak kiri mengalami malfungsi. Anggapan keliru ini dipatahkan berbagai penelitian mengenai belahan otak manusia yang pada akhirnya menyimpulkan bahwa belahan otak mempunyai fungsi berbeda.

   Hakikatnya "otak kiri" mempunyai kemampuan analitis dan "otak kanan" kemampuan berpikir sintesis. "Otak kanan" memiliki kemampuan berpikir yang menyatukan bagian-bagian untuk membentuk konsep keseluruhan yang utuh secara paralel tanpa terikat oleh langkah-langkah terstruktur atas dasar ruang dan waktu. Pemanfaatan "otak kanan" sangat efektif untuk mengajarkan imajinasi yang menembus ruang dan waktu sehingga menjadi manusia kreatif, bukan manusia robot.

   Suka atau tidak suka, proses pendidikan kita saat ini terlalu mementingkan aspek kognitif pada tataran pengetahuan dengan mengabaikan kreativitas. Proses pengajaran di sekolah lebih mementingkan target pencapaian kurikulum dibandingkan penghayatan isi kurikulum secara imajinatif dan kreatif. Gejala ini telah tampak sejak proses pendidikan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi, sehingga tidak membuka peluang bagi anak-anak untuk berpikir divergen dan nonkonvensional.

   Proses pendidikan kita, di sekolah maupun keluarga, sejak awal dipenuhi struktur berpikir linier yang berada pada belahan otak kiri. Padahal merangsang berlebihan "otak kiri" akan menghasilkan anak yang "on-off", yaitu yang pandai seperti robot atau komputer, tetapi kehilangan modal sangat berharga bagi kehidupannya di kemudian hari, yaitu kerangka berpikir yang menggunakan kata hati, merangsang daya khayal, menyeluruh dan bebas atau tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun.

   BEBERAPA pengalaman berikut merupakan contoh kecil yang dapat dilakukan oleh para pendidik maupun orangtua dalam rangka mengembangkan "otak kanan".

   Hari-hari pertama setelah liburan sekolah, para murid SD diminta maju ke depan kelas mempresentasikan hasil karya mereka yang merupakan potret fenomena alam, baik berisi muatan pengetahuan alam, pengetahuan sosial atau seni. Di akhir penyajian, guru akan membahas, memperkaya dan mengkaitkannya dengan kurikulum.

   Pelajaran sastra di sekolah bukan diisi dengan menghafal melainkan membiarkan anak didik mengeksplorasi perpustakaan maupun media massa dan menyajikannya di depan kelas. Guru memberikan apresiasi terhadap karya-karya yang disampaikan. Sesekali menghadirkan para penulis atau sastrawan di depan kelas sebagai tamu, akan lebih memberi apresiasi dan merangsang kreativitas anak didik dalam mata pelajaran ini.

   Pekerjaan rumah bagi anak didik sebaiknya bukan sekadar menyelesaikan target jumlah bab atau halaman. Akan menjadi pengalaman yang menarik minat anak didik bila mereka ditugasi dengan masalah yang terdapat dalam buku teks maupun di lapangan untuk dipecahkan. Hal ini akan merangsang intuisi dan imajinasi anak karena pada hakikatnya tidak ada jawaban anak yang "salah", melainklan "benar" atau "lebih tepat".

   Sejak seorang anak telah mampu berkomunikasi, sebaiknya orangtua tidak menggunakan kata-kata yang bersifat mengharuskan, melainkan lebih mengembangkan pendapatnya. "Bagaimana sebaiknya menurut Ade?" akan lebih tepat daripada "Ade harus laksanakan perintah Mama!"

   Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang otak kanan, antara lain:

- Dalam memberikan setiap informasi atau pelajaran kepada anak didik sebaiknya bukan hanya secara lisan dan tulisan, tetapi juga secara visual.

- Informasi atau pelajaran bukan hanya sekadar memberi pengetahuan, tetapi dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.

- Berbagai pengalaman guru maupun orang lain yang layak diketahui anak didik, sebaiknya dihadirkan di dalam kelas.

- Belajar tidak harus di dalam kelas atau perpustakaan, tetapi ajaklah anak-anak ke lapangan untuk mengamati dan melakukan eksplorasi terhadap berbagai fenomena alam.

- Sesekali anak didik diajak ke lingkungan, termasuk masyarakat di sekitarnya untuk berkomunikasi dan menghayati berbagai fenomena sosial yang ada.

- Tugas kelompok memang baik, namun anak didik juga perlu diberi tugas mandiri.

- Dalam setiap penugasan, rangsanglah anak untuk memecahkan berbagai masalah berdasarkan intuisi dan imajinasinya, karena pada hakikatnya tidak ada jawaban anak yang "salah" melainkan "benar" atau "lebih tepat".

- Jangan menggunakan kata-kata "kalian harus begini", melainkan "bagaimana sebaiknya menurut kalian".

   Sistem pendidikan saat ini masih dalam kondisi "otak kiri" sentris. Alangkah idealnya jika sistem pendidikan yang dipakai memiliki keseimbangan antara "otak kiri" dan "otak kanan". Satu tantangan bagi dunia pendidikan kita.

Depresi dan Reformasi Diri

Depresi

   Apa yang menyebabkan kita sampai menderita depresi? Sejauh depresi itu diartikan sebagai sebuah kondisi batin yang tertekan dalam waktu panjang (stress berkelanjutan) dan mengakibatkan hilangnya harapan hidup, makna hidup, motivasi berprestasi, dan kepercayaan-diri (losing mood and confidence), tentu saja sebab-sebabnya banyak. Namanya juga orang hidup. Realitas kehidupan ini terkadang lebih kejam dari kekejaman yang sanggup kita bayangkan.
   Secara garis besar kita bisa mengatakan bahwa depresi bisa terjadi di "stimulasi" oleh keadaan eksternal yang berubah ke arah yang lebih buruk dan itu di luar kontrol kita. Mengapa di “stimulasiâ€� ? Perlu digarisbawahi di sini, bahwa kondisi emosi - psikologis masing-masing orang turut menentukan apakah sesuatu itu dapat menyebabkan depresi, sejauh mana tingkat depresinya serta seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi masalah (hingga tidak sampai depresi) - atau, seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi depresinya.
   Katakanlah di sini misalnya kematian orang-orang tercinta atau bencana alam yang menyisakan kenangan-kenangan traumatik. Bila ini berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan kita kehilangan mood, kehilangan gairah untuk melangkah, kehilangan kepercayaan diri, maka trauma itu berubah menjadi depresi. Kita kehilangan daya tarik untuk menjadikan hidup kita menjadi lebih hidup dan kehilangan semangat untuk menjalankan aktivitas positif.

   Depresi juga bisa muncul akibat perlakuan orang lain yang buruk pada kita. Seorang karyawan akan merasa tertekan apabila mendapati kondisi kerja dan gaya manajemen di tempat kerja yang menekan (stressful). Jika dia sudah berusaha untuk mencari pekerjaan lain ke mana-mana namun belum mendapatkan dan ditambah lagi dengan cara yang tidak kreatif dalam menghadapi realitas semacam itu, mungkin saja si karyawan itu akan terkena depresi. Depresi bisa tumbuh dari stress kerja yang berlangsung lama.

   Depresi bisa juga terjadi pada seseorang setelah dianiaya orang lain, misalnya pemerkosaan atau kekerasan rumah tangga. Peristiwa buruk itu akan membuka kemungkinan terhadap depresi. Atau juga bisa terjadi pada orang yang sehabis terkena kebijakan PHK. Kehilangan pekerjaan dapat membuat kita stress (kehilangan status, kehilangan sumber penghasilan, dst) dan bila kita sudah mencari pengganti pekerjaan itu kemana-mana dan ternyata belum membuahkan hasil, stress itu akan berubah menjadi depresi. Depresi di sini adalah tekanan batin yang serius ditandai dengan kesedihan dan kekosongan (feeelings of sadness or emptiness).
   Depresi juga muncul karena ulah kita sendiri. Ulah di sini ada yang berbentuk penyimpangan / pelanggaran atau ada yang berbentuk pengabaian. Hampir seluruh tindak penyimpangan atau pelanggaran atas apa yang benar di dunia ini dalam skala / ukuran yang besar, umumnya akan melahirkan konsekuensi yang "uncontrollable". Bila konsekuensi buruk itu terjadi dan merembet kemana-mana dan semuanya menjadi pilihan buruk buat kita, ini juga bisa menimbulkan depresi. Karena itu banyak penderita NAPZA yang berkesimpulan bahwa kesembuhannya itu berkat mukjizat. Ini karena sedemikian sulitnya membayangkan bagaiman melepaskan diri dari ketergantungan dan dari konsekuensi buruk lainnya yang terkait dengan itu.

   Demikian juga dengan pengabaian. Pengabaian terhadap diri sendiri, misalnya punya potensi tetapi tidak dikembangkan, punya pekerjaan tetapi tidak disyukuri (dijadikan lahan untuk meningkatkan diri), punya resource tetapi tidak digunakan, dan lain-lain, ini juga bisa menimbulkan depresi. Jadi, bukan pengabaiannya yang menyebabkan depresi tetapi konsekuensi pengabaian itulah yang membuat orang menjadi depresi. Kita mulai merasa tidak ada artinya bagi diri sendiri dan orang lain. Ketika perasaan ini terus menggunung, ya lama kelamaan akan menimbulkan depresi. Karena itu ada pendapat ahli yang menyatakan bahwa depresi bisa saja terjadi tanpa harus didahului peristiwa buruk yang tragis dan dramatik. Problem personal yang kecil-kecil namun diabaikan bisa saja akan mengundang depresi..


Hindari Tujuh Hal

   Meski kita ingin segera dapat mengatasi depresi, tetapi tak jarang kita malah mempraktekkan hal-hal yang memperparah depresi itu. Ini antara lain bisa dijabarkan sebagai berikut:
1. Hanya mencari-cari tip, saran atau tehnik yang jitu untuk mengatasi depresi. Tip dari buku,         saran dan tehnik dari orang lain itu sangat kita butuhkan tetapi posisinya di sini bukan sebagai     penentu, melainkan sebagai pembantu (bantuan. Kita membutuhkan semua itu tetapi tidak         boleh mengandalkan pada semuanya. Artinya, tip dan saran itu akan berguna ketika kita               dalam keadaan sedang berusaha untuk mengatasi depresi dan tidak berguna kalau kita duduk      dan diam saja.
2. Tidak percaya, menolak atau skeptis terhadap saran, pendapat atau bantuan orang lain. Ini          adalah bentuk padanan yang ekstrim dari yang pertama. Menutup diri, menutup-nutupi,              melecehkan semua orang atau menjauhi orang kerapkali justru akan membuat kita semakin â      €˜depressed’ dengan keadaan kita.
3.  Hanya menyalahkan keadaan atau orang. Mungkin saja yang membuat kita depresi itu adalah      dunia ini yang telalu kejam atau orang lain. Tetapi akan malah berbahaya kalau yang kita              ingat dan yang kita lakukan adalah hanya mengutuk dunia dan mengutuk orang lain. Harus          ada inisiatif dari dalam diri kita untuk mengobati diri sendiri.
4. Kurang kreatif dalam menemukan cara atau terlalu "taat" pada rutinitas yang biasa-biasa. Ini      juga bisa membuat depresi itu makin mendalam. Ada saran agar kita membagi aktivitas                 menjadi tiga:
             >  aktivitas positif yang wajib
             >  aktivitas yang untuk fun atau pleasurable, dan
             >  aktivitas yang untuk menabur kebajikan pada orang lain seperti membantu atau                             menyambung hubungan.
5. Membiarkan munculnya definisi diri negatif, misalnya saja: saya sudah tidak punya apa-apa          lagi, saya muak melihat diri saya, hidup saya sudah hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi, dan        seterusnya. Ini adalah definisi atau kesimpulan atau label tentang diri sendiri yang kita buat        sendiri. Jika ini terus berlanjut akan mempersulit upaya recovery.
6. Menolak realitas dengan cara yang merugikan. Realitas itu kalau ditolak dengan tujuan                 menolak yang asal menolak (denial), ini akan memperparah pertengkaran yang membuat             depresi itu makin mencengkeram. Tetapi bila kita terima dengan pasrah dan kalah (larut dan       hanyut), ini juga tidak menyembuhkan. Yang diharapkan adalah menerima untuk                           memperbaiki. Seperti yang ditulis Dr. Felice Leonardo Buscaglia, "Trauma yang abadi di               adalah      penderitaan yang tidak diikuti dengan perbaikan".
7. Menganut paham perfeksionis yang tidak rasional. Dari pengalaman sejumlah ahli dalam              menangai penderita depresi, konon yang menghambat upaya recovery adalah ketika seseorang     berpikir bahwa dia harus bebas dari depresi seketika itu dan langsung, tidak usah repot-repot.    Mengatasi depresi butuh proses yang berkelanjutan, dan jika kita menolak proses itu bukan           malah cepat tetapi malah semakin lama.

   Tujuh hal di atas dapat kita gunakan untuk menjelaskan realitas di mana ada orang yang semakin buruk langkahnya, makin buruk hubungannya dan makin buruk caranya dalam menghadapi hidup saat depresi. Anda mungkin punya teman, keluarga atau tetangga yang malah semakin tertutup, semakin tidak persuasif, semakin tidak bijak, semakin sempit, semakin tertutup dan sejumlah "semakin" yang negatif lainnya.
 
   Tetapi ada juga sekelompok orang yang mulai menunjukkan bukti-bukti perbaikan diri, perbaikan hubungan dan perbaikan cara dalam menghadapi realitas. Semakin jelas langkah yang ditempuh, semakin open dan bijak, semakin bisa memilih orang, semakin ramah, semakin soleh hidupnya, dan seterusnya. Sebisa mungkin kita perlu berjuang untuk menjadi manusia kelompok kedua.

Agenda Reformasi
Secara umum, agenda reformasi itu bisa kita buat berdasarkan poin-poin berikut ini:


1. Membangun citra diri positif
    Citra diri berasal dari bagaimana kita menyimpulkan diri sendiri atau beropini tentang diri           sendiri. Yang positif membuahkan citra positif. Untuk membangun yang positif ini diperlukan       tiga hal:
        >  Anda perlu menciptkan definisi, opini atau kesimpulan yang positif
        >  Anda perlu melawan munculnya opini, definisi atau kesimpulan negatif dengan cara                        menghentikan, mengganti atau membatalkan
        > Anda perlu menciptakan alasan-alasan faktual, bukti nyata untuk mendukung kesimpulan             positif yang Anda ciptakan

     Sedikit tentang alasan faktual itu, saya ingin memberi contoh misalnya saja Anda                             berkesimpulan bahwa hidup Anda memang masih bermakna (untuk diri sendiri dan untuk            orang lain). Kesimpulan ini lebih positif ketimbang Anda punya kesimpulan yang sebaliknya.       Tetapi jika yang Anda lakukan hanya sebatas merasa atau menyimpulkan (tanpa diiringi               dengan perbuatan dan hasil atau pembuktian bertahap), lama kelamaan kesimpulan Anda ini       akan kalah oleh fakta yang ada tentang diri Anda. Jangan pernah berpikir bahwa perbaikan         diri itu bisa ditempuh dengan cara tidak melakukan sesuatu. Forget it.

2. Menjalankan agenda perbaikan berkelanjutan yang realistis

   Kesalahan kita saat terkena depresi adalah: kita hanya merasakan bagaimana depresi itu tetapi kurang berpikir tentang apa saja yang masih bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri di masa depan. Kita tenggelam ke dalam masa lalu yang buruk dan lupa meng-imajinasi-kan masa depan yang lebih bagus. Padahal, masa lalu itu sudah tidak bisa diubah. Padahal, masa depan itu masih "open" buat kita. Agar ini tidak terjadi, Anda boleh memilih agenda perbaikan di bawah ini:
    > Anda merencanakan program atau jadwal tentang apa yang perlu anda lakukan dan apa               yang perlu Anda hindari agar hidup Anda menjadi lebih bagus di hari esok berdasarkan                  keadaan Anda.
   > Anda mencanangkan target yang benar-benar ingin Anda raih sebagai bukti adanya                        perbaikan dalam diri Anda, misalnya mendapatkan pekerjaan, mendapatkan orang yang                lebih bagus, mendapatkan tempat yang lebih bagus, dan seterusnya.
    > Anda merumuskan tujuan jangka pendek atau panjang yang ingin Anda wujudkan, seperti            misalnya menyelesaikan kuliah, meningkatkan penguasaan bidang, menambah pengetahuan        atau skill, dan lain-lain

   Tiga hal di atas perlu dilakukan dengan catatan harus realistis: bisa dilakukan dari mulai hari ini, dengan menggunakan sumber daya yang sudah ada, dan dari lokasi hidup di mana Anda saat ini berada. Hindari membuat program atau target yang “mengkhayalâ€� atau hanya berfantasi atau terlalu tinggi sehingga tidak bisa dilakukan dan tidak bisa diraih.

3. Menggunakan ketidakpuasan

   Saat depresi, pasti kita tidak puas dengan hidup kita. Ini bisa positif dan bisa negatif, tergantung bagaimana kita menggunakan. Bagaimana supaya bisa positif? Salah satu caranya adalah dengan menggunakan ketidakpuasan itu sebagai dorongan / motivasi unntuk melakukan sesuatu (menjalankan program, meraih target atau tujuan). Anda bisa menggunakan ketidakpuasan atas masa lalu dan hari ini sebagai pemacu untuk memperbaiki atau mengubah hari esok. Jika PHK telah membuat Anda depresi, jadikan itu sebagai motivasi untuk memperluas jaringan, memperbaiki skill, membangun karakter yang lebih positif, dan seterusnya. Ini jauh lebih positif ketimbang kita hanya merasakan depresi, mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain.

4. Memperbaiki / memperluas hubungan

Wilayah hubungan yang perlu diperbaiki adalah:
    > hubungan dengan diri sendiri: control diri, meditasi, dialog diri, dll.
    > hubungan dengan orang lain dan
    > hubungan dengan Tuhan (meningkatkan iman).

   Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri akan membuat kita cepat mengontrol atau menarik diri dari keadaan yang tidak menguntungkan kita. Kalau kita sadar bahwa kita sedang depresi dan sadar bahwa kita harus segera mengambil tindakan, tentunya ini akan beda persoalannya.

   Memperbaiki hubungan dengan manusia akan membantu usaha yang kita lakukan dalam mengatasi depresi. Kita tetap harus ingat bahwa manusia itu bisa digolongkan menjadi dua:
    > ada manusia yang menjadi sumber depresi buat kita, dan
    > ada manusia yang menjadi bantuan solusi atas depresi.

   Yang kita butuhkan (sebanyak-banyaknya) adalah manusia kelompok kedua. Jangan sampai kita menjauhi semua manusia, trauma kepada semua manusia, atau tidak percaya pada semua manusia.

   Bagaimana memperbaiki hubungan dengan Tuhan? Ada banyak cara untuk memperbaikinya, antara lain:
     > meningkatkan iman
     > menjalankan ajaran agama yang kita pilih (formal dan non-formal) sampai benar-benar kita         merasa dan meyakini ada semacam “kebersamaanâ€�. Kebersamaan di sini bukan                kebersamaan yang "halusinasi" (tidak berdasar dan tidak berefek), tetapi kebersamaan               yang mendorong kita untuk melakukan hal positif dan menghindari hal negatif. Kebersamaan        seperti ini akan memperkuat dan mencerahkan.

5. Mengganti paham "perfection" menjadi "excellence"

   Dengan bahasa yang sederhana dapat dijelaskan bahwa perfection adalah menuntut kesempurnaan (dari orang lain, dari diri sendiri dan dari dunia ini). Sementara, excellence adalah mengusahakan kesempurnaan secara bertahap, perbaikan berkelanjutan. Perfection lebih dekat pada keyakinan yang tidak rasional. Keyakinan seperti ini lebih mudah terkena depresi pada saat kita ingin mengatasi depresi, misalnya saja kita tidak mau gagal lagi (kemungkinan untuk gagal itu selalu ada), kita anti toleransi terhadap kelemahan orang lain (semua orang punya kelemahan), dan seterusnya.

   Menurut Susan Dunn, MA, (When Perfect Isn't Good Enough, www.selfgrowth.com, perfeksionis dapat mengakibatkan hal-hal buruk yang antara lain adalah:
        > dapat mengantarkan kita pada isolasi diri
        > dapat mengantarkan kita menjadi orang yang takut menghadapi resiko hidup
       > dapat mengantarkan kita pada kesulitan dalam membuat keputusan atau sasaran hidup                 yang tepat
        > dapat mengantarkan kita pada kesalahan dalam menilai diri (overestimate)
         > dapat mengantarkan kita menjadi orang kerdil yang sulit mempercayai orang lain.

Selasa, 12 Oktober 2010

15 Hal yang Diinginkan Pria di Tempat Tidur

     Kehidupan rutin kadang menenggelamkan hal-hal romantis yang harus dilakukan di tempat tidur. Jangan terkejut jika akhirnya hubungan intim pun menjadi sesuatu yang rutin dan kehilangan gregetnya.

     Nah, agar keintiman dengan pasangan tetap terjaga, tak ada salahnya memperhatikan saran ahli berikut ini.

1. TAK CUMA SEKS
     Dengan segala kesibukan yang kita lalui, seringkali kita melupakan pentingnya kebersamaan di tempat tidur. Ingat, tempat tidur bukan hanya sarana untuk melepaskan kantuk. Suami-istri pun harus sadar pentingnya kebersamaan saat terjaga. Tak harus melulu untuk hubungan intim. Sekadar membelai, saling memeluk, atau hanya saling bicara pun cukup.  Jadi, atur waktu untuk berduaan di tempat tidur dan konsentrasikan pikiran hanya untuk berdua. Jangan bangun cepat-cepat di pagi hari tanpa saling memberi ciuman selamat pagi. Ini penting untuk meningkatkan kualitas waktu dan hubungan.

2. BIARKAN BICARA
     Pria melihat tempat tidur sebagai tempat ideal untuk bicara tentang segala hal yang tidak pernah didiskusikan di saat-saat lain. Artinya, Anda pun harus menahan diri dan siap mendengarkan bila dia membicarakan hal-hal yang tak menyenangkan di tempat kerjanya ataupun tentang teman-temannya. Baginya, berada di tempat tidur bersama merupakan kesempatan untuk sungguh-sungguh bicara. Jadi, mengubah subyek, asyik membaca sendirian, atau lebih buruk lagi, membalikkan badan, hanya akan membuatnya merasa tidak mendapatkan dukungan secara emosional seperti yang dia butuhkan.

3. NYATAKAN GAIRAH ANDA
    Pria sangat menyukai bila ia merasa diinginkan. Jadi, kala Anda mengatakan, "Saya ingin dilayani dan dimanjakan," bisa jadi ini akan menyalakan hasratnya. Tekanan pekerjaan, anak-anak, dan kehidupan secara umum, terkadang membuat pria sulit menyatakan keinginan atau inisiatif untuk berhubungan seks. Padahal, kegiatan asmara adalah minyak ampuh yang dapat merekatkan hubungan suami-istri. Dan pria terkadang memang butuh sedikit "lompatan." Jadi, jangan ragu, ganggu dan goda dia. Percayalah, dia pasti akan menyambutnya dengan suka hati dan gairah menyala.

4. SINGKIRKAN ANAK-ANAK
    Jika Anda berdua mulai "memanas" dan anak-anak datang mengganggu, mintalah mereka agar keluar dan datang ke kamar 20 menit lagi. Kalau perlu, minta anak tak mengganggu Anda untuk sementara.

5. BERPAKAIANLAH
     Berangkat tidur dengan baju tidur merangsang mungkin saran yang klise. Tapi, apa pun, saran itu benar, lo. Sebab, tak ada pria yang tahan melihat pasangannya berbusana menggoda, apalagi dengan bahan yang memikat pula. Bagaimanapun, tubuh Anda adalah daya tarik Anda secara visual. Dan percayalah, terkadang pria melihat apa yang Anda kenakan di atas tempat tidur jauh lebih seksi ketimbang Anda tanpa busana.

6. EKSPRESIKAN DIRI ANDA
    Jangan ragu mengeluarkan rintihan dan suara Anda (tentunya suara beneran, bukan hanya lenguhan teatrikal) bila tiba-tiba dia membuat kejutan atau mengubah posisi kala berhubungan intim. Pria sangat menyukai jika pasangannya mengemukakan kemauannya secara terang-terangan. Sedikit petunjuk yang membantu tidak akan mengganggunya, justru sebaliknya, biarkan dia tahu jika sesuatu yang dia lakukan tidak "menaikkan laju perahu Anda". Bagaimanapun, kejujuran adalah langkah terbaik. Diskusikan apa yang membuat Anda merasa nyaman dan terangsang.

7. PANDANG MATANYA
    Meski Anda sudah sekian tahun berumahtangga, namun Anda berdua seringkali kesulitan untuk saling menatap di saat paling intim. Ada sesuatu tentang itu yang membuat Anda merasa tak percaya diri atau malu. Padahal, jika Anda menatap tepat di matanya saat berhubungan mesra, dia akan sangat menyukainya. Anda berdua pun akan merasa lebih dekat daripada sebelumnya.

8. KALIMAT "MENGUNDANG" PERLU
Tentu, Anda tak harus mengatakan semuanya dengan terperinci.  Katakan saja apa yang Anda rasa nyaman, dan apa yang Anda ingin dia lakukan. Kalau perlu, sesekali lontarkan kata-kata bernada "mengundang". Percayalah, pasangan akan makin bergairah.

9. SESEKALI, EGOISLAH!
     Ya, terkadang kita tak ingin itu terjadi pada diri kita, dan mementingkan kepuasan pasangan. Namun, sesekali egois pun perlu saat berhubungan intim. Pria sangat suka, kok, bila Anda mengambil alih permainan, khususnya jika biasanya Anda cenderung pasif di tempat tidur.

10. SPONTAN MALAH LEBIH SERU
     Sarankan hal baru jika Anda merasa kehidupan intim terasa membosankan. Misalnya, lakukan seks di tempat khusus atau teknik baru. Bagaimanapun, variasi adalah bagian dari kehidupan seks. Dan jangan hanya lakukan sebelum atau sesudah tidur saja. Pria pun butuh spontanitas. Melakukan seks kilat di siang bolong terkadang lebih mengasyikkan, bahkan jika mempunyai risiko tertangkap basah oleh anak-anak.

11. BERI PIJATAN
     Pijatan bukan hanya menggosok dan membuat seseorang menjadi nyaman, tapi juga cara yang baik untuk memberi seseorang yang Anda cintai sebuah rabaan mesra yang mengarah pada kegiatan fisik. Memijat juga cara ideal untuk mengingatkan diri sendiri tentang tubuh pasangan dan kenapa Anda mencintainya. Begitu juga sebaliknya.

12. BIARKAN LAMPU MENYALA
     Walaupun sebagian pasangan merasa lebih nyaman melakukan hubungan intim dalam kegelapan, namun belum tentu suami Anda termasuk di antaranya. Alternatifnya, gunakan lilin dan lakukan ritual mesra dengan badan Anda di arah yang membelakangi cahaya.

13. COBALAH SEDIKIT BINAL
     Secara sporadis, menyambut kedatangannya dengan gaya yang sedikit binal dapat sangat menggairahkan para pria, lo. Ingatlah, para lelaki kadang agak sedikit terpaku pada rutinitas, jadi Anda dapat mencoba memberi dia sedikit "kursus kilat".

14. "UMUMKAN" ORGASME ANDA
     Jika Anda bahagia di tempat tidur, pasangan Anda pun akan merasa bahagia pula. Artinya, kala Anda mengalami orgasme, jangan simpan itu untuk diri sendiri. Pasangan pun menyukai kala Anda merasakan saat-saat berada dalam puncak kepuasan, jadi tak ada salahnya mengumumkan betapa Anda bahagia mencapai orgasme. Kesempatan ini akan ia gunakan untuk meresponsnya secara simultan.

15. SALING PERCAYA
    Agar kehidupan seks yang memuaskan tercapai, maka yang paling penting adalah mengomunikasikan keinginan dan batasan Anda. Anda harus saling percaya. Jangan malu menceritakan fantasi-fantasi Anda. Bagaimanapun, tempat tidur itu adalah tempat tidur Anda dan kehidupan seks Anda.

HINDARI 3 PANTANGAN
1. Asyik membaca novel
   Membaca novel yang mengasyikkan sekalipun, bagi pria, sama saja dengan sebuah pengumuman, "Saya tidak ingin seks!" Sesekali, sih, tidak masalah, tetapi jika rutin Anda lakukan dan sepertinya tak ada lagi waktu untuk seks, barangkali lama-lama ia akan merasa sudah tak lagi dibutuhkan untuk hubungan suami istri.

2.Mengumbar mimpi tiap pagi
    Kita semua pasti pernah bermimpi. Namun, jangan setiap mimpi diceritakan pada pasangan. Menceritakan mimpi-mimpi Anda setiap pagi sama halnya mendorong teman melihat 5 film pada hari liburnya. Sangat menarik, tetapi tidak perlu, karena itu tidak berarti banyak buat dia.

3.Membawa "kamar mandi" ke tempat tidur
     Pria sangat menyukai penampilan Anda yang terbaik. Jadi, jangan pergi ke kamar tidur dengan wajah penuh perkakas kecantikan, seperti masker, rol rambut, dan sebagainya. Yakinlah, ini hanya akan menyurutkan hasratnya. Lakukan semua hal yang bersifat pribadi di kamar mandi, baru kemudian masuk ke tempat tidur.
From :  www.tabloidnova.com